Selasa, 20 Januari 2015

mengenal lebih dekat Bob Sadino

Siapakah Bob Sadino?

Bob Sadino atau sering dipanggil Om Bob adalah pengusaha nyentrik asal Indonesia. Saya bilang nyentrik karena sering Om Bob tampil di media cetak ataupun elektronik hanya memakai kaos dan celana pendek. Kadang-kadang dilengkapi dengan topi koboy. Berbeda dengan dandanan pengusaha pada umumnya yang lebih formal dengan memakai kemeja dan celana panjang kain. Tetapi justru inilah yang membuat Om Bob lebih gampang dikenali publik.


Bob Sadino dilahirkan di Lampung tanggal 9 Maret 1939. Om Bob memiliki bisnis di bidang pangan dan peternakan serta memiliki jaringan usaha Kemfood dan Kemchick yaitu rumah makan yang berada di daerah Kemang yang khusus melayani orang-orang asing.

Mengapa Om Bob memilih untuk membuka rumah makan khusus orang asing? Hal ini dikarenakan Om Bob pernah tinggal lama di Belanda dan mengerti bagaimana kebiasaan mereka. Saat Om Bob pulang ke Indonesia, ada peluang untuk membuka usaha tersebut dan belum banyak usaha serupa yang di bangun. Karena hal inilah sering Om Bob dicibir orang sebagai “babu orang asing” atau pelayan orang asing.

Bob Sadino sebenarnya berasal dari keluarga yang cukup berada. Ia terlahir sebagai bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu ayah ibunya tiada, Om Bob yang saat itu berusia 19 tahun menerima seluruh peninggalan orang tuanya karena kakak-kakaknya sudah cukup hidup mapan dan tidak membutuhkan sokongan dari warisan orang tua. Saudaranya pun tak mempermasalahka jika Om Bob yang mewarisi seluruh harta kekayaan orang tuanya karena kakak-kakaknya memandang Bob Sadino masih sangat membutuhkan biaya untuk kehidupan dan sekolahnya. Hal inilah yang membuat Bob Sadino sangat berterima kasih pada kakak-kakak nya.

Karena menerima peninggalan yang cukup banyak di usia yang relatif muda, Bob Sadino yang masih labil menghabiskan separuh harta warisannya untuk keliling dunia. Dalam turnya keliling dunia itu, Ia singgah di Belanda dan sempat menetap disana selama 9 tahun. Di Belanda ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman.

Cukup mudah bagi Bob Sadino untuk mendapatkan pekerjaan itu karena karakter sanguinisnya yang periang dan cukup supel dengan orang. Sehingga banyak orang yang menyukainya. Saat di Belanda Bob Sadino berkenalan dengan seorang wanita asal Indonesia yang juga menetap disana yaitu Soelami Soejoed. Mereka berdua saling menyukai dan akhirnya menikah.

Bob Sadino dan keluarga kecilnya kembali ke Indonesia pada tahun 1967. Tak lupa ia membawa serta 2 mercedes kesukaannya keluaran tahun 1960. Bob memang sangat menyukai mobil terutama Mercedes. Namun karena harus membiayai keluarganya maka ia memutuskan untuk menjual satu dari mercedes miliknya untuk dibelikan sebidang tanah di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Di Indonesia, Bob Sadino bekerja sebagai karyawan di PT Unilever Indonesia. Saat menjadi karyawan, dirinya merasa ada sesuatu yang hilang. Kebebasannya, waktu luang bersama keluarga dan keinginan berekspresi lebih terkendala karena tentu saja karyawan harus patuh terhadap peraturan dan tugas dari atasan dan perusahaan.

Om Bob sendiri adalah tipikal enerjik dan aktif sehingga ia memutuskan untuk resign dari tempatnya bekerja. Ia memutuskan untuk membuat bisnis sendiri.

Bisnis pertama yang ia buka adalah jasa penyewaan mobil, yaitu Mercedes satu-satunya yang ia miliki dengan ia sendiri sebagai sopirnya. Suatu hari ia dan mobilnya mengalami kecelakaan yang membuat mobil kesayangannya rusak parah. Saat itu Bob Sadino tidak memiliki uang untuk memperbaiki mobil mewahnya. Tentu saja biaya perbaikan dan pemeliharaan mobil sekelas Mercedes sangatlah mahal. Akhirnya Om Bob mengakhiri bisnisnnya yang pertama.

Bob Sadino sadar bahwa ia adalah kepala keluarga yang harus menafkahi anak dan istrinya. Karena sudah tidak punya modal, Om Bob nekad berprofesi sebagai tukang batu. Upahnya saat itu hanya 100 rupiah. Om Bob sangat depresi dengan tekanan kehidupannya. Bagaimana tidak, seorang Bob Sadino yang sebelumnya menerima warisan berlimpah dan sudah keliling dunia dan memiliki koleksi mobil Mercedes akhirnya berprofesi sebagai kuli batu. Namun Om Bob tidak putus harapan yang penting pekerjaan itu halal. Ia dan istrinya terus mencari celah usaha lain yang lebih baik.

Suatu hari ia bertemu dengan teman lamanya. Teman Om Bob menyarankan agar ia berbisnis ternak ayam. Bob Sadino tertarik dan menerima usulan temannya itu. Sekalian untuk pulih dari depresi yang ia alami. Saat beternak ayam itulah Bob Sadino menerima ilham. I asering sekali mencermati kehidupan ayam. Ayam tak punya akal tetapi tetap bisa mencari makan dan menyambung hidup. Manusia seperti dia yang dikaruniai akal tentunya lebih bisa.

Dari berternak ayam, setiap hari Bob dan istrinya bisa menghasilkan dan menjual telor beberapa kilogram. Karena ulet, gigh dan tekun, dalam waktu satu setengah tahun bisnis peternakannya berkembang pesat. Ia memiliki banyak pelanggan terutama ekspatriat atau orang asing yang tinggal di sekitar Kemang. Selain Om Bob tahu sedikit banyak budaya mereka, Om Bob juga fasih berbahasa Inggris karena pernah menetap di luar negeri cukup lama. Selain itu Kemang adalah kawasan pemukiman orang asing di Jakarta.

Namanya juga berdagang ada kalanya pelanggan kurang puas dengan pelayanannya tetapi Bob Sadino segera memperbaiki pelayanan mereka sehingga bisnisnya bertambah ramai. Karena itulah Om Bob pernah dimaki sebagai “babu orang asing” alias pelayan orang asing.

Selain peternakan ayam, Bob Sadino juga merambah bisnis swalayan yang diberi nama Kem Chicks dengan pangsa pasar tetap orang asing sekitar Kemang. Om Bob percaya akan filosofi kesuksesan bahwa sukses tidaklah diraih secepat kilat seperti membalikkan telapak tetapi harus berproses bahkan harus berhadapan dengan kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik memperjuangkan usahanya agar terus maju dan berkembang. Uang bukanlah nomor satu yang terpenting adalah kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang serta melakukan tindakan. Begitulah prinsip Bob Sadino.

Selain hal-hal diatas, ada satu rahasia lagi pada diri Om Bob yang membuat pelanggannya bertambah banyak dan bersimpati padanya yaitu keluwesannya dan kesabarannya dalam melayani dan mendengarkan keluh kesah pelanggan bahkan kritikan terpedas sekalipun Om Bob sangat berbesar hati menerima dan memperbaiki diri serta pelayanan.

Bisnis pasar swalayan Kem Chicks merambah ke agribisnis seperti holtikultura, mengelola dan menyediakan sayur-mayur untuk orang asing di Indonesia khususnya Kemang.

Bob menempatkan perusahaannya seperti se yang paling utama, sebuah keluarga sendiri. Semua karyawan Kem Chicks harus saling menghargai, atasan menghargai bawahan dan bawahan menghormati atasan. Tidak ada yang utama semua memiliki kekuatan dan fungsi. Bahkan office boy sekalipun sangatlah berjasa, jika tidak ada mereka maka kondisi kantor akan sangat kotor dan tidak nyaman sekali tentunya.

Selain menggeluti bisnis, Om Bob juga sangat religius. Om Bob selalu mendekatkan diri pada Alloh SWT. Ini terbukti bahwa Om Bob telah melaksanakan ibadah haji. Tetapi walau sudah haji Om Bob tetaplah berpenampilan nyentrik karena itu adalah ciri khas beliau. Beliau juga sangat menyukai musik jazz dan klasik. Waktu yang sangat beliau senangi adalah ketika shalat berjamah bersama istri dan dua anaknya. Saluuut buat Om Bob Sadino.



Nama : Bob Sadino

Lahir : Tanjungkarang, Lampung, 9 Maret 1939
Agama : Islam
Pendidikan :
-SD, Yogyakarta (1947)
-SMP, Jakarta (1950)
-SMA, Jakarta (1953)

Karir :
-Karyawan Unilever (1954-1955)
-Karyawan Djakarta Lloyd, Amsterdam dan Hamburg (1950-1967)
-Pemilik Tunggal Kem Chicks (supermarket) (1969-sekarang)
-Dirut PT Boga Catur Rata
-PT Kem Foods (pabrik sosis dan ham)
-PT Kem Farms (kebun sayur)
Alamat Rumah:
Jalan Al Ibadah II/12, Kemang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan Telp: 793981
Alamat Kantor :
Kem Chicks Jalan Bangka Raya 86, Jakarta Selatan Telp: 793618



Kata-Kata Bijak Bob Sadino

Orang pintar biasanya paling banyak harapannya. Bahkan maunya berhasil dalam waktu singkat. Padahal kita tahu semua itu Impossible! 0rang goblok harapannya hanya satu ; hari ini bisa makan!

Orang pintar biasanya banyak ide, bahkan terlalu banyak sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sementara orang ‘goblok’ mungkin hanya punya satu ide, dan satu ide itulah yang menjadi pilihan usahanya.

Orang ‘goblok’ biasanya lebih berani dibanding orang ‘pintar’. Kenapa ??? Karena orang ‘goblok’ sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya orang ‘pintar’ terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak melangkah-langkah.

Sekolah terbaik adalah sekolah kehidupan, sekolah jalanan, sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya untuk mengeksplorasi dengan leluasa seluruh potensinya yang ada padanya.

Orang bodoh sulit mendapat pekerjaan sehingga dia terpaksa buka usaha sendiri. Dalam perjalanan bisnisnya agar semakin sukses dia harus merekrut orang pintar. Alhasil orang bodoh tadi jadi bos nya orang pintar.
Orang pintar belajar keras untuk mendapatkan ijazah dan secepat mungkin melamar pekerjaan. Orang bodoh berjuang keras secepatnya mendapatkan uang, agar bisa membayar pelamar kerja.

Semakin goblok seseorang, akan kian banyak ilmu yang diperolehnya. Saya menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain.
Anda berpikir seribu mil, wah pasti terasa jauh. Sedangkan saya tidak pernah berpikir karena hanya melakukan selangkah saja. Ngapain pakai mikir kan hanya selangkah…..


Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

Miskin Keberanian untuk memulai – Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

Ingin Cepat Sukses – Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.


Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.


Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.


Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.


Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

Abaikan Kualitas -Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.


Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas


Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

Menacampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.


Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga


Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diats kakinya sendiri.



quote paling mantep - Prospek usaha yang paling bagus adalah usaha yang di jalani bukan yang di tanyakan ...


 

This Template is Brought to you by : AllBlogTools.com R Rudi Notoningrat.com