Sabtu, 21 Agustus 2010

Setiap Sukma Tahu Kapan Raganya Mau Mati

Setiap Sukma Tahu Kapan Raganya Mau Mati




Dari sekian kalinya mengalami peristiwa tak sengaja “dipamiti” roh yang mau meninggalkan dimensi dunia wadag, kiranya cukup bagi saya pribadi untuk mengambil benang merah, bahwa ternyata roh kita tahu kapan waktunya raga akan mati jika timingnya sudah relatif dekat. Lantas kenapa ada orang yang tak tahu manakala mau mati, dan sebagian yang lain mengetahui kapan saatnya ia akan mati. Selain ada dalam ciri-ciri fisik sejak 5 tahun sebelum seseorang mau mati, lebih dari itu, kesadaran sukma sejati dapat mengetahui lebih cepat dan tepat kapan raganya akan mati. Walau tidak sampai mengetahui kapan menit dan detik. Rasanya soal menit dan detik sudah menjadi rahasia hukum alam, rahasia kekuasaan tuhan. Kecuali hanya beberapa menit sebelum seseorang mengalami proses kematian, bisa tahu jam berapa lewat berapa menit dirinya akan mati.





Kesadaran Batin VS Dominasi Raga



Sebagian orang tidak mengetahui kapan dirinya akan mati, namun hal ini bukan berarti sukmanya juga tidak tahu. Melainkan raganya saja yang ndableg, alias mata batinnya tumpul akibat dominasi “mata ragawi” yang ada pada dirinya. Tak ada kesinambungan antara kesadaran sukmanya daya respon raga untuk menerima informasi berupa sinyal-sinyal kematian dari sang sukma. Dapat diperumpamakan setiap orang memiliki “kabel” penyambung antara raga dengan sukmanya, yang berfungsi untuk mengirimkan data informasi “rahasia gaib” dari sang sukma untuk diterima oleh raga melalui kesadaran otak kanan, lalu dicerna oleh otak kiri. Kesadaran rasa-sejati, dikirim kepada sukma sejati, lalu dikirim lagi kepada jiwa, dan diterima oleh raga. Banyak kendala menghambat proses pengiriman informasi tersebut. Di antara penyebab utama tumpulnya kesadaran ragawi atau raga tak mampu membaca sinyal-sinyal dari sang rasa-sejati dan sukma-sejati adalah sbb;



1.Seseorang tidak suka mengolah batin, mempertajam nurani, melatih kawaskitan. Akibatnya kesadarannya didominasi oleh kesadaran ragawi saja. Di satu sisi kekuatan batinnya tidak diberikan kemerdekaan untuk berapresiasi, dan di sisi lain kesadaran batinnya tak bisa berkembang karena telah dibelenggu oleh berbagai kekuatan koloni di antaranya ; referensi “katanya”, jarene, ceunah ceuk ceunah, konon. Hal itu membuat diri pribadi tak pernah sungguh-sungguh merasakan betapa tuhan sungguh LEBIH DARI SEKEDAR Mahapengasih-penyayang, lebih dari sekedar Mahaadil.

2.Mengumbar nafsu ragawi, sehingga bukannya nuruti kareping rahsa (rahsa-sejati), tetapi lebih cenderung nuruti rahsaning karep. Pribadi yang nuruti rahsaning karep/mengumbar nafsu, biasanya berkarakter temperampental, suka jalan kekerasan fisik (okol), pendek akal, mudah emosi, gampang mencaci dan omong kasar, suka merendahkan dan menghina orang lain yang beda pendapat (antitoleran), apalagi jika berhubungan dengan keyakinan. Menyukai 3G, yakni golek menange dewe, golek butuhe dewe, golek benere dewe. Atau 3,5 G, yakni ditambah seneng golek-golek mungsuh.

3.Memiliki skor tinggi dalam menghafal suatu referensi, tetapi salah menafsirkan makna tersirat/hakekat dari referensi itu. Seseorang tanpa sadar memahami suatu ajaran hanya berhenti pada kemampuan hafalan dan harfiahnya saja. Tapi lupa bahwa hafalannya harus dipraketkkan dalam kehidupan sehari-hari kepada seluruh mahluk tanpa pilih-pilih kasih. Akhirnya tipikal pribadi demikian sangat terbiasa mengukur kedalaman ilmu seseorang hanya berdasarkan banyaknya hafalan dan referensi buku yang digunakan. Ini jelas tidak keren. Apalagi saya ini, semakin banyak baca semakin banyak lupa… J

4.Nol besar dalam praktek suatu nilai kebaikan. Atau kebaikan yang dilakukan penuh pamrih (termasuk pamrih pahala dan takut dosa). Bukan atas dasar keikhlasan dan rasa kasih sayang tanpa batas. Sikap kasing sayang kepada tuhan, konsekuensinya harus diwujudkan dalam bentuk sikap penuh kasih sayang kepada seluruh mahlukNya tanpa pilih kasih. Soal keyakinan, beda pendapat sih wajar, tapi manusia tak perlu membunuh dan mencederai orang lain, biarkan saja tuhan Mahahakim yang menghakiminya. Jika hal ini kita terapkan bersama secara kompak dan konsisten dalam praktek kehidupan sehari-hari, maka perang berdarah di muka bumi ini akan segera berubah menjadi kedamaian dan ketentraman dunia. Saya rasa tuhan lebih menyukai ketentraman dan kedamaian daripada peperangan sekalipun si haus perang mengklaim atas nama tuhan. Karena perang sudah menjadi kegemaran si pemilik perusahaan alat-alat perang. Kalau gak ada perang produknya gak laku. Makanya, siapapun pencipta alat perang dan yang menggunakannya atas dalih apapun tentu saja termasuk sikap melawan hukum alam. Bukankah alam semesta ini terjadi oleh suatu hukum keseimbangan alam yang sedemikian harmonis, berbeda-beda tetapi saling membutuhkan dan saling melengkapi. Manusia “bermata dua” agar supaya bisa melihat kebenaran secara lebih obyektif. Agar mau melihat kebenaran dari berbagai sisi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Tapi orang yang “bermata satu” alias dajjal, bisa digunakan sebagai kiasan bagi pribadi yang maunya hanya melihat sesuatu dari satu sisi dan satu sudut pandang saja. Orang lain yang berdiri di sisi dan sudut pandang lainnya dianggap musuh. Padahal dimensi planet bumi yang bulat maupun jagad raya ini terdapat milyaran bahkan trilyunan sisi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Begitulah kiranya sikap yang lebih menentramkan dalam memahami Kemahaluasan Tuhan yang terasa tiada batasannya. Tapi otak kiri kita bisa saja memungkiri noumena di atas dengan menciptakan konsep ketuhanan menjadi teramat sempit yang terasa menyesakkan dada, pusing kepala, dan bertentangan dengan nurani paling dalam.



Ada orang yang tahu kapan raganya akan mati. Bukan berarti ia harus seorang yang sakti mandraguna. Tidak. Ia masih manusia yang biasa dan wajar-wajar saja, hanya menyadari jika menjalani hidup ini perlu membawa-bawa “kembang kanthil” kemanapun ia pergi. Kanthil sebagai gambaran untuk seseorang yang dalam kehidupan sehari-harinya selalu menerapkan pepatah,”ngelmu iku kalakone Kanthi Laku (kanthil), lekase kalawan kas, kas iku tegese nyantosani”. Senantiasa membuat sentausa (keselarasan, keseimbangan dan harmonisasi) kepada seluruh mahluk dan lingkungan alam. Dengan begitu, “kabel” penghubung antara sukma sejati dengan ragasejati akan turn on. Terjadi sinkronisasi antara tata-batin dengan tata-lahir. Tak berhenti di sini, kita masih harus mengimplementasikan apa yang diketahui sang rasa-sejati ke dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga menjadikan pribadi yang mampu nuruti kareping rahsa. Maka diri kita akan mudah merasakan, mengalami, suatu noumena spiritual yang melampaui dimensi ruang dan waktu, serta mampu memanfaatkan kejernihan mata batin dalam mengupas berbagai persoalan dan peristiwa di dalam wilayah mikrokosmos dan makrokosmos.



Pada masa lampau banyak orang sakti karena mau memahami suatu ajaran kebaikan melalui sisi kesadaran hakekatnya. Sebaliknya generasi zaman sekarang cukup puas pada kesadaran otentik, harfiah, kulit, walau berakibat dinamika kesadarannya menjadi mandeg pada kesadaran ragawi. Yaah…cari amannya saja. Seperti prinsip yang diterapkan oleh pelaku bisnis yang gagal. Daripada tersandung, lebih baik “berpenghasilan” minim sekali, dan sesekali menjadi pengemis dari pada berani berspekulasi menjelajah ke dimensi spiritual, walau buahnya bisa berupa “penghasilan” berlimpah.



Sukma Sejati Sebagai Dasar Kawaskitan



Waskita, atau cermat dan awas dalam penglihatan batin. Memiliki ketepatan dan akurasi tinggi dalam membaca hahasa alam. Semua kemampuan itu tidaklah semata berdasarkan kemampuan ragawi, kemampuan otak. Kita semua mungkin sepakat memahami agama, keyakinan berikut kegaiban tak perlu adanya dominasi otak, nalar, logika, atau apalah sebutannya. Tetapi kita lupa bahwa instrumen otak yang telah mampu mensinkronkan diri dengan kesadaran sukma akan dapat menerima berbagai peristiwa gaib sebagai sesuatu yang sangat masuk akal. Jika masih dianggap mengada-ada tak masuk akal, hal itu dikarenakan otak belum mampu menerima kesadaran sukmawi.



Demikian sebaliknya, jika memahami suatu keyakinan hanya berdasarkan “katanye”, jarene, tentu saja masih akan dicerna dan dikelola oleh otak kiri secara dominan. Akibatnya terjadi stagnansi dalam kesadaran spiritualnya, bahkan yang paling parah adalah tidak sadar jika diri kita sedang tidak sadar. Karenanya, dogma yang hanya dipahami secara mentah-mentah, teksbook, harfiah tanpa adanya upaya pemahaman secara kontekstual, esensial, dan hakekat, ia cenderung membelenggu kesadaran kita. Kesadaran kita bagaikan terperangkap masuk ke dalam “kapsul” kesadaran semu. Alias kesadaran di dalam “goa”, kesadaran yang masih di dalam “tempurung”.



Kesadaran Sukma vs Kesadaran Semu



Kita sadari atau tidak, setiap orang sukmanya tak jarang melakukan aktivitas di luar raganya, bahkan dengan mudahnya mampu menembus suatu “dimensi” di mana hukum ruang dan waktu tak berlaku lagi. Aktivitas sukma tersebut tidak disertai dengan aktivitas raganya, sehingga sebagian orang hanya merasakannya bagaikan mimpi yang seolah nyata, sebagian lainnya tidak menyadari sama sekali. Sukma secara mandiri bisa melakukan aktivitas di luar fisiknya atau wadah/warangkanya, demikian pula raga dapat melakukan aktivitas di luar kendali sang sukma. Raga yang demikian ini yang kita sebut sebagai pribadi yang “nuruti rahsaning karep”, pribadi yang mengumbar nafsu. Beresiko tinggi untuk salah langkah, salah pilih, dan salah kaprah memahami dan menjalani kehidupan ini.



Seperti peristiwa roh yang “berpamitan”, sebagaimana kisah dalam peristiwa di atas merupakan suatu aktivitas sukma tanpa raga. Seringkali saya bertanya langsung secara wadag kepada seseorang yang kebetulan sukmanya barusaja melakukan aktivitas di luar raganya. Perlu belajar ! Karena hanya sedikit saja orang yang benar-benar menyadari apa saja aktivitas yang dilakukan oleh sukmanya sendiri. Dari yang sedikit itu, hanya sebagian orang saja yang sungguh bisa membedakan apakah suatu “mimpi” benar-benar merupakan pengalaman sukmawi, tanpa melibatkan raga. Atau hanya sekedar imajinasi, ilusi, dan kamuflase “alam pikiran bawah sadar” saja. Tak dapat dipungkiri banyak orang merasa dirinya pernah dan tahu suatu dimensi gaib. Tetapi apa yang diketahuinya hanyalah sesuatu yang semu, yang hanya sekedar ilusi, imajinasi, dan merupakan endapan-endapan dari dalam “alam pikiran bawah sadar”. Oleh sebab itu sangatlah bijaksana bila tidak menjadikan peristiwa mimpi sebagai suatu tolok ukur menyimulkan benaran religius. Bukanlah sesuatu yang istimewa sekaligus bukti kebenaran hakiki apabila masing-masing umat agama, pernah mengalami mimpi yang di dalamnya terdapat gambaran-gambaran atau simbol-simbol agama yang dianutnya. Hendaknya jangan lantas buru-buru menyimpulkan bahwa agama yang simbol-simbolnya masuk di dalam “alam mimpi” tersebut merupakan bukti bahwa agama yang dipeluknyalah satu-satunya yang bener.



Kadang antar sukma orang-orang yang masih hidup dapat berjumpa dalam dimensi gaib. Hanya saja masing-masing tidak menyadarinya. Adapula yang salah satu pihak dapat menyadari sementara pihak yang lain belum bisa menyadari aktivitas pertemuan antara dua sukma. Namun begitu, getaran nurani biasanya memiliki kecermatan yang tinggi. Melalui getaran nurani anda bisa merasakan suatu kedekatan batin atau tali rasa yang bisa anda rasakan begitu dekat dengan seseorang. Mungkin hal itu karena antara sukma anda dengan seseorang dimaksud pernah berjumpa dan berinteraksi di dalam dimensi “halus”. Seperti yang peristiwa batin yang terjadi pada Kang SG dengan Mas SHD beberapa minggu yang lalu (lihat komentar dalam Membedah Alam Fikiran SSJ). Seolah-olah hanya sekedar mimpi yang terasa nyata, tapi jika dikroskan pun ternyata cocok dengan keadaan yang sebenarnya. Itulah pertemuan antar sukma.



Bedakan Alam Pikiran Bawah Sadar



Sekalipun sukma melakukan banyak aktivitas namun belum tentu aktivitasnya diketahui oleh kesadaran raganya. Seolah terdapat dinding yang sangat tebal yang memisahkan antara kesadaran sukma (kesadaran rasajati) dengan kesadaran raga. Bagi yang mulai bisa merasakan kesadaran sukma jangan puas dahulu. Karena seringkali alam bawah sadar lah yang sebenarnya muncul. Misalnya, manakala anda mengalami mimpi, di mana di dalam mimpi muncul berbagai simbol-simbol dan atau mengatasnamakan agama. Misalnya anda melihat sukma kakek anda sedang melakukan sembahyang. Jelas..kehidupan sukma sudah tak butuh suatu religi lagi. Kesadaran sukma pun tak perlu lagi identitas dan simbol-simbol religi, karena sudah berada dalam alam kehidupan yang sejati, keadaan yang serba hakekat dan dalam “bahasa” yang bersifat universal. Mimpi seperti merupakan “bunga tidur” karena sudah terpolusi oleh data base yang tersimpan di “alam pikiran bawah sadar” anda sendiri. Alam bawah sadar dapat terinstal suatu gambaran, pelajaran, dan ilmu pengetahuan melalui proses proses belajar/pendidikan, pengalaman fisik inderawi/ragawi, maupun diperoleh melalui indoktrinasi.



Prasangka dan Konsep Berfikir Yang Tak Logis



Seringkali kita dengar kalimat, “jangan mendahului kehendak tuhan, itu larangan & dosa besar!” Sebagai contoh misalnya pada saat kesadaran sukma anda mampu weruh sadurunge winarah, mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (kejadian futuristik), seringkali orang lain lantas berprasangka buruk, “…wah..itu namanya dosa besar karena mendahului kehendak tuhan!



Hmmm…tuhan yang mana yang kehendaknya bisa didahului oleh mahluk? Kalimat di atas terasa sebagai kalimat sangat bodoh. Walau tidak pernah sekolah, rasanya tuhan tidaklah bodoh, apalagi sesimple pola pikir manusia seperti dalam konsep di atas. Apakah pada saat manusia sudah tahu apa yang akan terjadi, sementara tuhan malah belum tahu karena belum menyusun suatu rencana? Tentu saja tidak. Jika anda weruh sadurunge winarah, hal itu semata karena anda sebagai manusia mau mengolah dan memanfaatkan “perangkat lunak” (software) anugrah tuhan yang ada dalam diri anda. Sehingga anda bisa mengetahui atau menangkap sinyal-sinyal suatu rencana ketetapan tuhan. Jika anda tahu sesuatu akan terjadi di masa mendatang, hal itu bukanlah mendahului kehendak tuhan namanya. Dalam konsep pola pikir “mendahului kehendak tuhan” arti yang tersirat bahwa tuhan belum punya rencana tapi anda sudah menceritakan sesuatu yang akan terjadi kelak di suatu hari. Kesannya tuhan menjadi lebih bodoh dari manusia, bahkan patuh pada manusia. Maknanya menjadi sangat janggal.



Kiranya manusia tak akan bersalah bila memiliki kemampuan mengintip apa rencana tuhan (weruh sadurunge winarah). Kalau memang tuhan tak menghendaki rencananya diintip/diketahui mahluk, pastilah tuhan akan “mengunci dan menutup rapat” mata setiap manusia, agar supaya rencanaNya tetap menjadi X File yang untouchable oleh kesadaran manusia setinggi apapun juga. Logikanya, jika suatu kejadian futuristik dapat diketahui oleh manusia yang mau mengolah dan menajamkan batin, tentu bukanlah merupakan suatu larangan bagi tuhan. Dengan kata lain, tuhan membiarkan manusia mau peduli untuk mengetahui atau cuek-cuek saja akan apa yang terjadi di masa mendatang. Apa untungnya ? Tentu saja bagi orang yang sempat mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang (kejadian futuristik) dapat mempersiapkan diri menentukan langkah antisipatif, mengevaluasi dan mengoreksi diri pribadi beserta lingkungan sosialnya.

KEJAWEN Kearifan Lokal yang Selalu Dicurigai

Ajaran kejawen, dalam perkembangan sejarahnya mengalami pasang surut. Hal itu tidak lepas dari adanya benturan-benturan dengan teologi dan budaya asing (Belanda, Arab, Cina, India, Jepang, AS). Yang paling keras adalah benturan dengan teologi asing, karena kehadiran kepercayaan baru disertai dengan upaya-upaya membangun kesan bahwa budaya Jawa itu hina, memalukan, rendah martabatnya, bahkan kepercayaan lokal disebut sebagai kekafiran, sehingga harus ditinggalkan sekalipun oleh tuannya sendiri, dan harus diganti dengan “kepercayaan baru” yang dianggap paling mulia segalanya. Dengan naifnya kepercayaan baru merekrut pengikut dengan jaminan kepastian masuk syurga. Gerakan tersebut sangat efektif karena dilakukan secara sistematis mendapat dukungan dari kekuatan politik asing yang tengah bertarung di negeri ini.



Selain itu “pendatang baru” selalu berusaha membangun image buruk terhadap kearifan-kearifan lokal (baca: budaya Jawa) dengan cara memberikan contoh-contoh patologi sosial (penyakit masyarakat), penyimpangan sosial, pelanggaran kaidah Kejawen, yang terjadi saat itu, diklaim oleh “pendatang baru” sebagai bukti nyata kesesatan ajaran Jawa. Hal itu sama saja dengan menganggap Islam itu buruk dengan cara menampilkan contoh perbuatan sadis terorisme, menteri agama yang korupsi, pejabat berjilbab yang selingkuh, kyai yang menghamili santrinya, dst.



Tidak berhenti disitu saja, kekuatan asing terus mendiskreditkan manusia Jawa dengan cara memanipulasi atau memutar balik sejarah masa lampau. Bukti-bukti kearifan lokal dimusnahkan, sehingga banyak sekali naskah-naskah kuno yang berisi ajaran-ajaran tentang tatakrama, kaidah, budi pekerti yang luhur bangsa (Jawa) Indonesia kuno sebelum era kewalian datang, kemudian dibumi hanguskan oleh para “pendatang baru” tersebut. Kosa kata Jawa juga mengalami penjajahan, istilah-istilah Jawa yang dahulu mempunyai makna yang arif, luhur, bijaksana, kemudian dibelokkan maknanya menurut kepentingan dan perspektif subyektif disesuaikan dengan kepentingan “pendatang baru” yang tidak suka dengan “local wisdom”. Akibatnya; istilah-istilah seperti; kejawen, klenik, mistis, tahyul mengalami degradasi makna, dan berkonotasi negatif. Istilah-istilah tersebut “di-sama-makna-kan” dengan dosa dan larangan-larangan dogma agama; misalnya; kemusyrikan, gugon tuhon, budak setan, menyembah setan, dst. Padahal tidak demikian makna aslinya, sebaliknya istilah tersebut justru mempunyai arti yang sangat religius sbb;







Klenik : merupakan pemahaman terhadap suatu kejadian yang dihubungkan dengan hukum sebab akibat yang berkaitan dengan kekuatan gaib (metafisik) yang tidak lain bersumber dari Dzat tertinggi yakni Tuhan Yang Maha Suci. Di dalam agama manapun unsur “klenik” ini selalu ada.



Mistis : adalah ruang atau wilayah gaib yang dapat dirambah dan dipahami manusia, sebagai upayanya untuk memahami Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam agama Islam ruang mistik untuk memahami sejatinya Tuhan dikenal dengan istilah tasawuf.



Tahyul : adalah kepercayaan akan hal-hal yang gaib yang berhubungan dengan makhluk gaib ciptan Tuhan. Manusia Jawa sangat mempercayai adanya kekuatan gaib yang dipahaminya sebagai wujud dari kebesaran Tuhan Sang Maha Pencipta. Kepercayaan kepada yang gaib ini juga terdapat di dalam rukun Islam.



Tradisi : dalam tradisi Jawa, seseorang dapat mewujudkan doa dalam bentuk lambang atau simbol. Lambang dan simbol dilengkapi dengan sarana ubo rampe sebagai pelengkap kesempurnaan dalam berdoa. Lambang dan simbol juga mengartikan secara kias bahasa alam yang dipercaya manusia Jawa sebagai bentuk isyarat akan kehendak Tuhan. Manusia Jawa akan merasa lebih dekat dengan Tuhan jika doanya tidak sekedar diucapkan di mulut saja (NATO: not action talk only), melainkan dengan diwujudkan dalam bentuk tumpeng, sesaji dsb sebagi simbol kemanunggalan tekad bulat. Maka manusia Jawa dalam berdoa melibatkan empat unsur tekad bulat yakni hati, fikiran, ucapan, dan tindakan. Upacara-upacara tradisional sebagai bentuk kepedulian pada lingkungannya, baik kepada lingkungan masyarakat manusia maupun masyarakat gaib yang hidup berdampingan, agar selaras dan harmonis dalam manembah kapada Tuhan. Bagi manusia Jawa, setiap rasa syukur dan doa harus diwujudkan dalam bentuk tindakan riil (ihtiyar) sebagai bentuk ketabahan dan kebulatan tekad yang diyakini dapat membuat doa terkabul. Akan tetapi niat dan makna dibalik tradisi ritual tersebut sering dianggap sebagai kegiatan gugon tuhon/ela-elu, asal ngikut saja, sikap menghamburkan, dan bentuk kemubadiran, dst.



Kejawen : berisi kaidah moral dan budi pekerti luhur, serta memuat tata cara manusia dalam melakukan penyembahan tertinggi kepada Tuhan Yang Maha Tunggal. Akan tetapi, setelah abad 15 Majapahit runtuh oleh serbuan anaknya sendiri, dengan cara serampangan dan subyektif, jauh dari kearifan dan budi pekerti yg luhur, “pendatang baru” menganggap ajaran kejawen sebagai biangnya kemusyrikan, kesesatan, kebobrokan moral, dan kekafiran. Maka harus dimusnahkan. Ironisnya, manusia Jawa yang sudah “kejawan” ilang jawane, justru mempuyai andil besar dalam upaya cultural assasination ini. Mereka lupa bahwa nilai budaya asli nenek moyang mereka itulah yang pernah membawa bumi nusantara ini menggapai masa kejayaannya di era Majapahit hingga berlangsung selama lima generasi penerus tahta kerajaan.











Ajaran Tentang Budi Pekerti, Menggapai Manusia Sejati







Dalam khasanah referensi kebudayaan Jawa dikenal berbagai literatur sastra yang mempunyai gaya penulisan beragam dan unik. Sebut saja misalnya; kitab, suluk, serat, babad, yang biasanya tidak hanya sekedar kumpulan baris-baris kalimat, tetapi ditulis dengan seni kesusastraan yang tinggi, berupa tembang yang disusun dalam bait-bait atau padha yang merupakan bagian dari tembang misalnya; pupuh, sinom, pangkur, pucung, asmaradhana dst. Teks yang disusun ialah yang memiliki kandungan unsur pesan moral, yang diajarkan tokoh-tokoh utama atau penulisnya, mewarnai seluruh isi teks.



Pendidikan moral budi pekerti menjadi pokok pelajaran yang diutamakan. Moral atau budi pekerti di sini dalam arti kaidah-kaidah yang membedakan baik atau buruk segala sesuatu, tata krama, atau aturan-aturan yang melarang atau menganjurkan seseorang dalam menghadapi lingkungan alam dan sosialnya. Sumber dari kaidah-kaidah tersebut didasari oleh keyakinan, gagasan, dan nilai-nilai yang berkembang di dalam masyarakat yang bersangktan. Kaidah tersebut akan tampak dalam manifestasi tingkah laku dan perbuatan anggota masyarakat.



Demikian lah makna dari ajaran Kejawen yang sesungguhnya, dengan demikian dapat menambah jelas pemahaman terhadap konsepsi pendidikan budi pekerti yang mewarnai kebudayaan Jawa. Hal ini dapat diteruskan kepada generasi muda guna membentuk watak yang berbudi luhur dan bersedia menempa jiwa yang berkepribadian teguh. Uraian yang memaparkan nilai-nilai luhur dalam kebudayaan masyarakat Jawa yang diungkapkan diatas dapat membuka wawasan pikir dan hati nurani bangsa bahwa dalam masyarakat kuno asli pribumi telah terdapat seperangkat nilai-nilai moralitas yang dapat diterapkan untuk mengangkat harkat dan martabat hidup manusia.







Dua Ancaman Besar dalam Ajaran Kejawen







Dalam ajaran kejawen, terdapat dua bentuk ancaman besar yang mendasari sikap kewaspadaan (eling lan waspada), karena dapat menghancurkan kaidah-kaidah kemanusiaan, yakni; hawanepsu dan pamrih. Manusia harus mampu meredam hawa nafsu atau nutupi babahan hawa sanga. Yakni mengontrol nafsu-nafsunya yang muncul dari sembilan unsur yang terdapat dalam diri manusia, dan melepas pamrihnya.



Dalam perspektif kaidah Jawa, nafsu-nafsu merupakan perasaan kasar karena menggagalkan kontrol diri manusia, membelenggu, serta buta pada dunia lahir maupun batin. Nafsu akan memperlemah manusia karena menjadi sumber yang memboroskan kekuatan-kekuatan batin tanpa ada gunanya. Lebih lanjut, menurut kaidah Jawa nafsu akan lebih berbahaya karena mampu menutup akal budi. Sehingga manusia yang menuruti hawa nafsu tidak lagi menuruti akal budinya (budi pekerti). Manusia demikian tidak dapat mengembangkan segi-segi halusnya, manusia semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik, ketegangan, dan merusak ketrentaman yang mengganggu stabilitas kebangsaan







NAFSU







Hawa nafsu (lauwamah, amarah, supiyah) secara kejawen diungkapkan dalam bentuk akronim, yakni apa yang disebut M5 atau malima; madat, madon, maling, mangan, main; mabuk-mabukan, main perempuan, mencuri, makan, berjudi. Untuk meredam nafsu malima, manusia Jawa melakukan laku tapa atau “puasa”. Misalnya; tapa brata, tapa ngrame, tapa mendhem, tapa ngeli.



Tapa brata ; sikap perbuatan seseorang yang selalu menahan/puasa hawa nafsu yang berasal dari lima indra. Nafsu angkara yang buruk yakni lauwamah, amarah, supiyah.



Tapa ngrame; adalah watak untuk giat membantu, menolong sesama tetapi “sepi” dalam nafsu pamrih yakni golek butuhe dewe.



Tapa mendhem; adalah mengubur nafsu riak, takabur, sombong, suka pamer, pamrih. Semua sifat buruk dikubur dalam-dalam, termasuk “mengubur” amal kebaikan yang pernah kita lakukan kepada orang lain, dari benak ingatan kita sendiri. Manusia suci adalah mereka yang tidak ingat lagi apa saja amal kebaikan yang pernah dilakukan pada orang lain, sebaliknya selalu ingat semua kejahatan yg pernah dilakukannya.



Tapa ngeli, yakni menghanyutkan diri ke dalam arus “aliran air sungai Dzat”, yakni mengikuti kehendak Gusti Maha Wisesa. “Aliran air” milik Tuhan, seumpama air sungai yang mengalir menyusuri sungai, mengikuti irama alam, lekuk dan kelok sungai, yang merupakan wujud bahasa “kebijaksanaan” alam. Maka manusia tersebut akan sampai pada muara samudra kabegjan atau keberuntungan. Berbeda dengan “aliran air” bah, yang menuruti kehendak nafsu akan berakhir celaka, karena air bah menerjang wewaler kaidah tata krama, menghempas “perahu nelayan”, menerjang “pepohonan”, dan menghancurkan “daratan”.







PAMRIH







Pamrih merupakan ancaman ke dua bagi manusia. Bertindak karena pamrih berarti hanya mengutamakan kepentingan diri pribadi secara egois. Pamrih, mengabaikan kepentingan orang lain dan masyarakat. Secara sosiologis, pamrih itu mengacaukan (chaos) karena tindakannya tidak menghiraukan keselarasan sosial lingkungannya. Pamrih juga akan menghancurkan diri pribadi dari dalam, kerana pamrih mengunggulkan secara mutlak keakuannya sendiri (istilahnya Freud; ego). Karena itu, pamrih akan membatasi diri atau mengisolasi diri dari sumber kekuatan batin. Dalam kaca mata Jawa, pamrih yang berasal dari nafsu ragawi akan mengalahkan nafsu sukmani (mutmainah) yang suci. Pamrih mengutamakan kepentingan-kepentingan duniawi, dengan demikian manusia mengikat dirinya sendiri dengan dunia luar sehingga manusia tidak sanggup lagi untuk memusatkan batin dalam dirinya sendiri. Oleh sebab itu pula, pamrih menjadi faktor penghalang bagi seseorang untuk mencapai “kemanunggalan” kawula gusti.



Pamrih itu seperti apa, tidak setiap orang mampu mengindentifikasi. Kadang orang dengan mudah mengartikan pamrih itu, tetapi secara tidak sadar terjebak oleh perspektif subyektif yang berangkat dari kepentingan dirinya sendiri untuk melakukan pembenaran atas segala tindakannya. Untuk itu penting Sabdalangit kemukakan bentuk-bentuk pamrih yang dibagi dalam tiga bentuk nafsu dalam perspektif KEJAWEN :



1.Nafsu selalu ingin menjadi orang pertama, yakni; nafsu golek menange dhewe; selalu ingin menangnya sendiri.

2.Nafsu selalu menganggap dirinya selalu benar; nafsu golek benere dhewe.

3.Nafsu selalu mementingkan kebutuhannya sendiri; nafsu golek butuhe dhewe. Kelakuan buruk seperti ini disebut juga sebagai aji mumpung. Misalnya mumpung berkuasa, lantas melakukan korupsi, tanpa peduli dengan nasib orang lain yang tertindas.





Untuk menjaga kaidah-kaidah manusia supaya tetap teguh dalam menjaga kesucian raga dan jiwanya, dikenal di dalam falsafah dan ajaran Jawa sebagai lakutama, perilaku hidup yang utama. Sembah merupakan salah satu bentuk lakutama, sebagaimana di tulis oleh pujangga masyhur (tahun 1811-1880-an) dan pengusaha sukses, yang sekaligus Ratu Gung Binatara terkenal karena sakti mandraguna, yakni Gusti Mangkunegoro IV dalam kitab Wedhatama (weda=perilaku, tama=utama) mengemukakan sistematika yang runtut dan teratur dari yang rendah ke tingkatan tertinggi, yakni catur sembah; sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa. Catur sembah ini senada dengan nafsul mutmainah (ajaran Islam) yang digunakan untuk meraih ma’rifatullah, nggayuh jumbuhing kawula Gusti. Apabila seseorang dapat menjalani secara runtut catur sembah hingga mencapai sembah yang paling tinggi, niscaya siapapun akan mendapatkan anugerah agung menjadi manusia linuwih, atas berkat kemurahan Tuhan Yang Maha Kasih, tidak tergantung apa agamanya.

gemblengan ilmu metafisika dan penghusada

Jumat, 20 Agustus 2010

Backlinks Do Follow Auto Approve Pagerank 4 - Pagrank 8

Dapatkan ratusan backlinks do follow autoapprove pagerank 4 - pagerank 8 yang di update harian atau mingguan untuk meningkatkan SEO web Anda.

Website : backlink

Kontak : Kebun Backlinks

Rahasia BELAJAR Seo

Rahasia belajar SEO bukan lagi rahasia ya jika udah dipublikasikan? (^,^) Yap rahasia belajar seo kali ini mengungkapkan sedikit trik rahasia backlinks master seo ya sedikit aja ya, karena saya taunya emang sedikit tuh doang nggak banyak, setelah coba ngetes dengan kata belajar seo yuk ternyata bisa no 1 google untuk saat kemaren gak tau sekarang akhirnya saya putuskan untuk mencoba ngambil ni kata kunci rahasia backlinks master seo yah siapa tau aja jebol peringkat 1 google tul gak? Gak mencoba ya gak belajar apa lagi belajar seo setidaknya mencoba sedikit dulu baru besok-besok banyak (^.^)

Website : Rahasia BELAJAR Seo

Kontak : Rahasia BELAJAR Seo

Kamis, 19 Agustus 2010

Pasang Iklan Gratis Secepat Kilat

Dimana lagi Anda bisa mengirim iklan gratis ke ratusan web iklan baris secepat kilat. Plus dapat backlinks lagi. Pokoknya muantab. Ada program affiliasinya lagi

Website : iklan gratis

Kontak : Iklan Gratis

Selasa, 17 Agustus 2010

BISNIS PULSA TERBARU,DAFTAR LANGSUNG DAPAT BONUS

http://pulsa-icv.co.cc Simpati 10=10.000, Lebih Dari Sekedar Gratis... Daftar cukup via sms atau web Support ini (tidak perlu beli kartu aktivasi) Daftar 100.000 Dapat pulsa 105.000, langsung untung 5.000 dan langsung bisa transaksi Tentunya dengan Harga Termurah, dan Raih Income Ratusan Juta dengan sistem yg unik plus Reward Mobil

Website : Bisnis Pulsa Terbaru dan Termurah, Join Langsung Dapat Bonus

Kontak : Nasril

Senin, 16 Agustus 2010

Travel jakarta bandung

travel jakarta bandung

Website : travel jakarta bandung

Kontak : travel jakarta bandung

Travel jakarta bandung

travel jakarta bandung info yang sangat lengkap final battle di kontes seo travel jakarta bandung yang memang sangat berat ini aku harus mengeluarkan semua stamina tersisa agar posisi pertama bisa diraih meskipun kelihatannya sangat sulit, tapi yang namanya keajaiban selalu datang belakangan, jadi saya akan terus optimis, meskipun kelihatannya peluanyanya sangat sangat tipis aku akan terus berjuang sampai terakhir peluit dibunyikan oleh panitia. Travel jakarta bandung adalah kontes seo yang membuat aku belajar banyak hal menganai seo sehingga membuat aku semakin pede saja bertarung di kancah perseoan. Karena kemampuan seoku benar-benar meningkat tajam sekali dari sebelum-sebelumnya. Yang penting semangat dulu di travel jakarta bandung

Website : travel jakarta bandung

Kontak : travel jakarta bandung

Travel jakarta bandung 123

travel jakarta bandung kali ini adalah final dan nanti malam adalah penentuan siapa yang bakal keluar jadi juara pertama. dan kali ini travel jakarta bandung yang akan begitu henatnya. oh, iya bythe way kali ini saya akan mencoba share mengenai sedikit saja informasi yang mungkin akan berguna bagi sobat yang m,ungkin sedang bergelut travel jakarta bandung, selamat berusaha di kontes seo travel jakarta bandung yang sangat sulit sekali sepertinya.

Website : travel jakarta bandung

Kontak : travel jakarta bandung

Travel jakarta bandung final battle

Akhirnya, nanti malam adalah final kontes seo travel jakarta bandung yang sudah berjalan lebih dari 3 bulan kalau gak salah. Bertbagai macam perjuangan telah dilakukan. Berbagai teknik sudah dikeluarkan, tapi tetap tak mampu menembus posisi 5 besar travel jakarta bandung yang keburu dikunci posisinya oleh para master. Dan melalui situs iklan ini adalah harapan terajkirku semoga bisa mendapat posisi serp yang terbaik diantara para kontstan lainnya. Yaitu di posisi pertama google.co.id Sebenarnya, saya terlambat dalam melakukan optimasi, karena saya kira masih 1 hari lagi, ternyarta finalnya adalah nanti malam. sekarang saya hanya bisa berdo'a sambil berusaha sekeras mungkin agar bisa segera ke pucak klasemen yang mana kelihatannya memang sangat suilit tapi akan etap diusahakan semaksimal mungkin. Semoga jurus terakhir ini akan segera berefek positif ketika panitia memberikan penilaian yaitu nanti malam pukul 12 malam tepat. Aku sangat berharap agar bisa jadi pemanang juara pertama dalam kontes travel jakarta bandung ini. JAdi, do'akan saya, ya agar bisa berhasil. Amin ! Final battle yang amat menegangkan di kontes yang persainagnnya sangat tinggi ini akan berakhir nanti malam pukul 00 wib tepat. Meskipun memang sulit kelihatannya, tapi akan tetap diusahakan. Aku akan berusaha mati-matian sekuat tenaga di sisa 6 jam terakhhir ini. semoga sahja bisa jadi josss posisinya ke posisi pertama amin. Dengan mengucap basmallah aku akan memulai usahaku yang terakhir kalinya ini. semohga menang amin . majulah "travel jakarta bandung" raih posisi pertama.

Website : travel jakarta bandung

Kontak : travel jakarta bandung

avr | voltage stabilizer | voltage regulator

Kami adalah dealer resmi produk automatic voltage stabilizer atau avr brand Yoritsu, denki (garansi 5th) dan matshushita (garansi 3 th) dengan berbagai kapasitas 1kva, 3kva, 5000va dadi 1phase hingga 3phase ; jangan beli stabiliser sebelum anda mendapat penawaran dari kami voltage-stabilizer-regulator.com luhur (085697519388)

Website : voltage stabilizer

Kontak : luhur

 

This Template is Brought to you by : AllBlogTools.com R Rudi Notoningrat.com