Senin, 26 September 2011

Wajah Asli Monalisa


Tidak punya alis bukan suatu hal yang aneh bagi perempuan masa kini yang gemar bersolek. Mencukur habis rambut di atas mata itu sengaja dilakukan agar mempermudah mereka melukis alis yang melengkung sempurna di pagi hari yang sibuk. Tapi Mona Lisa bukan perempuan masa kini. Istri pedagang dari Florentine yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci itu hidup pada abad ke-16. Sehingga muncul berbagai pertanyaan mengapa wanita dalam lukisan itu sama sekali tak memiliki alis, bahkan bulu mata.

wajah monalisa

Beberapa peneliti menyatakan bahwa mencabuti rambut di wajah adalah praktek umum bagi wanita beradab pada masa itu. Sebab, rambut itu dianggap tak elok dilihat. Tentu saja penjelasan ini tak memuaskan banyak penikmat senyum wanita yang penuh tanda tanya itu. Pascal Cotte adalah salah seorang di antaranya. Warga Paris ini kerap bertanya-tanya mengapa Mona Lisa berbeda dengan lukisan sang maestro lainnya. Da Vinci selalu menggoreskan alis dan bulu mata pada semua lukisannya.

Karya Da Vinci yang paling terkenal ini memang bukan barang baru buat Cotte. Pada 1969, Cotte kecil meminjam kartu pass Metro milik ibunya dan pergi ke Museum Louvre untuk melihat sendiri apa yang disebut ibunya sebagai lukisan terindah di dunia. Bocah 11 tahun itu berdiri berjam-jam di depan lukisan etrsebut, sangat lama sehingga seorang penjaga museum menawarkan kursinya.

Sudah 35 tahun berlalu, Cotte--yang kini seorang insinyur teknik--kembali menghabiskan tiga jam di depan lukisan itu. Namun, kali ini ia membawa sebuah kamera raksasa dan izin untuk mengeluarkan lukisan itu dari bingkai dan kotak pengamannya. Foto-foto hasil jepretan Cotte, termasuk mata, mulut, dan tangan yang diperbesar 20 kali lipat, dipamerkan di Metreon, San Francisco, Amerika Serikat.

Foto mata yang diperbesar itulah yang akhirnya menjawab pertanyaan Cotte. Ketika meneliti foto itu, ia menemukan selembar rambut di dahi kiri Mona Lisa, bukti sesuatu yang dulunya alis. Ada kemungkinan alis ini hilang karena pigmen cat memudar atau terhapus gara-gara upaya restorasi yang ceroboh. "Saya adalah seorang insinyur dan saintis. Bagi saya, semua harus masuk akal," ujarnya. "Tidak masuk akal bahwa Mona Lisa tidak punya alis atau bulu mata. Saya menemukan selembar rambut alisnya."

Selain menemukan alis, Cotte menciptakan reproduksi yang disebutnya definisi tinggi yang paling akurat dari lukisan yang berumur 500 tahun itu. Berkat teknik pemindaian gambar 240 juta piksel yang memakai 13 spektrum warna, termasuk ultraviolet dan inframerah, Cotte bisa menampilkan warna asli lukisan itu ketika baru selesai dikerjakan Da Vinci.

Cotte mengatakan pemindaian digital ultradetail lukisan itu memungkinkan ia menggali secara efektif menembus tumpukan cat yang berlapis-lapis dan melihat wajah asli Lisa Gherardini, wanita dalam lukisan tersebut. "Cukup dengan satu foto, Anda bisa lebih mendalami konstruksi lukisan itu dan mengerti bahwa Leonardo adalah seorang jenius," kata Cotte dalam pembukaan pameran "Da Vinci: An exhibition of Genius" di San Francisco, Rabu lalu.

Kamera supercanggih yang lahir dari keahlian Cotte dalam bidang optik dan cahaya itu membantunya memeriksa lukisan yang menjadi obsesinya. Pria 49 tahun itu memperkirakan tak kurang dari 3.000 jam dihabiskannya untuk menganalisis data hasil pemindaian Mona Lisa yang dibuatnya di laboratorium Louvre pada tiga tahun lalu.

Sensor pendeteksi cahaya dari spektrum warna sampai inframerah dan ultraviolet yang tak terlihat mata manusia itu juga mengungkapkan berbagai detail yang hilang dari lukisan tersebut. Gambar zoom in ini membuat Cotte bisa melihat perubahan posisi tangan kanan istri Francesco del Giocondo itu, yang terletak persis di perutnya.

Sebelum Mona Lisa, tidak pernah ada lukisan potret dengan posisi tangan seperti itu. Meski tak mengetahui alasan Da Vinci, banyak pelukis yang meniru posisi tersebut.

Cotte menemukan pigmen yang berada di bawah pergelangan tangan kanan sama persis dengan gambar selimut yang menutupi lutut Mona Lisa. Hal itu menjelaskan bahwa lengan bawah dan pergelangan tangan tersebut memegang satu sisi selimut. "Pergelangan tangan kanan itu terletak jauh di atas perutnya," kata Cotte. "Tapi, jika dilihat lebih dalam memakai inframerah, Anda akan tahu bahwa ia memegang selimut dengan pergelangan tangannya."

Gambar inframerah itu juga mengungkapkan sketsa yang berada di bawah tumpukan lapisan cat dan pernis. Cotte menyatakan hal itu menunjukkan bahwa Da Vinci juga manusia. "Jika memperhatikan tangan kirinya, Anda bisa melihat posisi pertama jari jemarinya serta mengubah pikiran dan melukisnya dengan posisi lain," katanya. "Bahkan Da Vinci pun punya keraguan."

Hasil analisis Cotte juga mengungkapkan warna asli lukisan itu. Waktu, pernis, dan restorasi menyebabkan lukisan yang kini tersimpan di balik kaca antipeluru itu tampak penuh dengan warna hijau gelap, kuning, dan cokelat.

Namun, foto digital 22 gigabita yang dihasilkan 13 filter warna berbeda, bukan filter tiga atau empat warna yang biasa ditemukan dalam kamera digital pasaran, mengembalikan warna asli lukisan itu. Dalam bentuk aslinya, Mona Lisa memiliki warna biru terang dan putih cemerlang. "Bagi generasi mendatang, kami menjamin Anda akan bisa melihat warna asli lukisan itu," ujar Cotte.

Meski sejumlah sejarawan seni mengungkapkan skeptisisme atas temuannya, Cotte berharap teknik baru ini bisa digunakan sebagai panduan bagi restorasi beragam lukisan kuno di masa depan. Setelah memindai Mona Lisa, Cotte membuat foto dengan resolusi supertinggi dari 500 lukisan, termasuk karya Van Gogh, Brueghel, Courbet, dan pelukis Eropa lainnya. "Untuk mengkomunikasikan warisan budaya bagi anak-anak kita, kami perlu menyediakan informasi sebanyak-banyaknya," ujar Cotte.

Kartu Tarot, Sejarah dan Misterinya


kartu tarot

Hal yang pertama melintas di pikiran kita saat mendengar tentang Kartu Tarot adalah hal-hal yang bersifat klenik tentang ramalan; sesuatu yang menakutkan, kengerian, atau bahkan kematian. Anehnya, semua itu tak pernah terbantahkan. Orang-orang yang bergelut di dunia Tarot pun diam-diam seakan mengamini anggapan negatif tersebut tanpa pernah bermaksud mengoreksinya. Sebagai salah satu “praktisi” dalam dunia Tarot, saya merasa sudah saatnya mengungkap kontroversi tentang kartu ramalan tersebut; tentang apa sebenarnya Kartu Tarot, dari mana asal muasal Kartu Tarot dan kenapa dunia ramal meramal dengan medium Kartu Tarot dapat berkembang menjadi sesuatu yang menakutkan, bahkan dibenci oleh sebagian orang.

Permainan Tarot yang paling populer saat ini adalah Tarot versi Rider-Waite-Smith. Kartu Tarot sendiri terdiri dari 78 kartu yang terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu Major Arcana (kata Arcana adalah bentuk jamak dari arkanum, yang artinya “penuh rahasia”. Bagi para ahli kitab di abad pertengahan, arkanum berarti rahasia alam) dan Minor Arcana. Ada 22 buah kartu dari keseluruhan 78 Kartu Tarot yang tergolong dalam Arkana Mayor, dan disebut sebagai kartu trump, yang berarti ke-22 kartu tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan kartu-kartu yang masuk dalam kategori Arkana Minor. Dari 56 kartu Arkana Minor sendiri, kita masih bisa kelompokkan lagi menjadi empat jenis kartu sebagaimana layaknya permainan kartu remi.

TarotKartu RemiElemen
Wands, Staves, Rods, Batons atau TongkatClubs atau Keriting, CengkirApi
Pentacles, Coins atau KoinDiamonds atau Tahu, WajikTanah atau Bumi
Cups, Chalices atau Cawan, GelasHearts atau Hati, CintaAir
Swords atau PedangSpades atau SekopAngin atau udara

Keempat kelompok kartu Arkana Minor tersebut terdiri dari kartu As 2-10, dan kartu-kartu Kerajaan; dengan perbedaan Joker (disebut juga Page atau Knave) masuk menjadi bagiannya. Jack (Knight/Kesatria), Queen dan King. Jumlah kartu dalam tiap kelompok adalah 14. Kartu Tarot sendiri berasal dari Italia dan awalnya permainan dengan medium Kartu Tarot ini disebut Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan. Bukti sejarah berupa dokumen yang disalin pada Abad 1442-1463 menyebutkan bahwa jenis permainan dengan medium Kartu Tarot ini bernamaTrionfi. Barulah setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah menjadi Tarrochi.

Popularitas Kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781, yang mengungkapkan bahwa pendeta-pendeta Mesir Kuno telah melukis Kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth. Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk dipersembahkan kepada Paus, yang selanjutnya memperkenalkan Tarot hingga ke Avignon, Prancis, pada abad ke-14. Namun, penjelasan Court de Gebelin ini dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion berhasil menerjemahkan bahasa Mesir Kuno, Hieroglif (Hieroglyph).

Gereja Katolik dan pemerintahan daerah di Eropa tidaklah selalu melarang permainan Tarot. Di beberapa daerah bahkan warganya diperbolehkan memainkan Tarot, sekalipun permainan kartu sejenis lainnya jelas-jelas dilarang. Namun, “hak eksklusif” dari Kartu Tarot tersebut tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-14, seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara tiba-tiba menyerang perjudian dan aneka permainan kartu, termasuk Kartu Tarot. Pelarangan ini kemudian dituangkan dalam Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis, yang diterbitkan pada tahun 1370 (beberapa ahli menyatakan tahun 1377).

Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, serta pemerintahan Firenze dan Bazel secara bersamaan mengeluarkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa pada tahun 1379. Penceramah Bernard Siena bahkan mengatakan bahwa permainan kartu adalah hasil ciptaan setan.

Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal hingga pertengahan abad ke-15. Ada tiga set Kartu Tarot yang kesemuanya adalah milik keluarga Visconti – keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu tersebut kemungkinan besar merupakan buah karya lukis dari seniman bernama Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis miniatur dari Ferrara. Tujuan diciptakannya kartu-kartu itu adalah untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti dengan Sforza. Hingga kini, terdapat 35 kartu yang tersimpan di Perpustakaan Pierpont Morgan; 26 kartu lainnya di Accademia Carrara; 13 kartu di Casa Calleoni; sedangkan empat kartu lainnya (Devil, Tower, Three Swords, dan Knight of Coins) tidak dapat ditemukan atau bahkan mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu “Visconti-Sforza” ini telah direproduksi secara meluas. Dalam set kartu tersebut, Minor Arcana (kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin, dan Cawan) dan Major Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada saat itu.
Ilustrasi dan interprestasi Tarot berkembang sejalan dengan masa.

Seringkali ilustrasi Tarot dibentuk untuk melayani pandangan mistis dan kebutuhan penggunanya. Sebagai contoh, seorang seniman bernama Pamela Colman Smith melukis satu set lukisan Major Arcana, yang didasarkan pada interpretasi Arthur Edward Waite. Hasil karya mereka kemudian diterbitkan oleh perusahaan percetakan, Rider Company, dan telah menjadi set Kartu Tarot yang paling populer di peradaban modern. Set kartu ini dikenal juga dengan sebutan Tarot Rider-Waite-Smith; dan untuk memudahkan pemahaman terhadap set kartu ini, Waite menerbitkan buku petunjuk interpretasi Tarotnya, The Pictorial Key to the Tarot(1910).

Dari uraian singkat di atas, sedikit terungkap kenapa Tarot dapat dengan mudah terkondisikan menjadi sebuah kontroversi; selain karena keberadaannya yang sangat dipengaruhi oleh kuasa kerajaan, permainan Kartu Tarot juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh keyakinan keimanan umat manusia, kemisteriusan akan sejarah asal muasal permainan kartu tersebut, serta berbagai ilmu gaib dan mistis yang melekat terhadapnya.

Pandangan yang cukup revolusioner terhadap permainan Kartu Tarot diungkap oleh Joan Bunning dalam situsnya Belajar Tarot Gratis. Menurutnya, Tarot sebenarnya adalah simbol sentuhan alam bawah sadar manusia, yang dalam teori psikologi dapat dipersamakan atau hampir serupa dengan bentuk tes Rorschach inkblot.

Psikolog ternama Sigmun Freud bahkan pernah juga membahas dalam teori alam bawah sadar-nya bahwa simbol-simbol dalam Kartu Tarot itulah yang kemudian memberikan sugesti kepada manusia (baca : praktisi tarot.red) untuk menjawab pertanyaan atau memberikan saran dalam menyelesaikan masalah kepada pihak kedua yang datang “berkonsultasi”; hingga tak heran jika kesan yang sampai pada kita mengenai Kartu Tarot adalah permainan ramal meramal, dimana seakan-akan sang praktisi Kartu Tarot telah mengetahui jawabannya terlebih dahulu bahkan sebelum lahirnya suatu kejadian/peristiwa.

Secara ilmiah, tentu saja hal ini sangat sulit diterima oleh beberapa pihak. Teori mengenai “alam bawah sadar” ala Kartu Tarot ini bahkan dianggap sangat bertentangan dengan dunia Barat — yang lebih mengedepankan logika/pemikiran-pemikiran logis, ilmu pasti, dan teknologi dunia modern, atau pun dunia Timur — yang sedikit banyak masih mempercayai adanya kekuatan gaib, klenik, mistis, eksklusifisme dan cenderung lebih agamis. Kontroversi mengenai “teori alam bawah sadar” ini semata-mata karena hal tersebut sangat sulit dan sangat samar untuk diuraikan secara logika.

kartu tarot

Namun, penulis Ramalan, Antara Perspektif Ilmiah dan Religius, A. Luluk Widyawan, Pr menjelaskan bahwa pelajaran berharga yang dihasilkan dari perjumpaan antara dunia ramal meramal, astrologi, horoskop, dan keimanan manusia dimasa lalu merupakan sesuatu yang tidak perlu dipertentangan. Dengan kata lain, perbedaan yang terdapat dalam perspektif ilmiah dan perspektif religius bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan. Hal serupa terlihat pula pada kasus-kasus dimana agama dan ilmu pengetahuan bertemu pada satu titik persimpangan saat mengemukanya teori-teori baru, seperti Teori Evolusi, Realitas Kuantum, atau pun Teori Genom. Karena pada dasarnya, ilmu pengetahuan dan agama merupakan dua perspektif yang berbeda dalam menjelaskan rahasia alam, termasuk dunia dan kehidupan.

Budi Hardiman dalam sebuah seminar, The Future of Religion-Science Dialogue, di Universitas Paramadina, Jakarta, medio Desember tahun lalu, mengatakan bahwa dalam perspektif ilmiah, alam dipandang sebagai sebuah dunia yang obyektif. Semua fakta tunduk kepada “hukum alam”. Berdasar pada perspektif tersebut, manusia membuat ramalan tentang peristiwa alam dan manipulasi teknis atas alam. Akan tetapi, manusia tidak melulu melihat alam hanya sebagai kumpulan fakta-fakta, melainkan juga sebagai dunia yang dihayati.

Adapun perspektif religius, menurut Budi, melihat alam dalam kaitannya dengan kenyataan dan penghayatan eksistensial. Bukan sekedar sebagai kebenaran faktual, tetapi lebih sebagai kebenaran transendental. Tentu saja tiap-tiap perspektif ini mempunyai kebenarannya sendiri, tetapi pada tahap tertentu, kedua perspektif ini saling berhubungan, sama penting, dan bermakna.

Selanjutnya Budi mengambil contoh tentang bencana tsunami. Dari perspektif ilmiah, bencana ini merupakan peristiwa dalam dunia obyektif yang dapat dikalkulasi secara geologis. Di sisi lain, perspektif religius memaknai bencana tsunami secara eksistensial dan transendental sebagai perjumpaan dari hal-hal yang melampaui rasionalitas umat manusia. Perbedaan antara dua perspektif tersebut memperlihatkan bahwa ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan kebenaran eksistensial dan transendental; sebagaimana juga agama tidak berpretensi untuk menjadi ilmu pengetahuan yang bertugas memberikan penjelasan tentang suatu kebenaran yang faktual.

Adapula pendapat lain, diungkapkan oleh Hamid Parsania, Rektor Baghir Al-Ulum University, Teheran. Ia mengatakan bahwa dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan – terutama pada abad ke-19 – dimaknai sebagai pengetahuan yang tangible (indrawi) dan faktual (dapat dibuktikan).

Ilmu pengetahuan dapat dimaknai sebagai sesuatu yang berusaha menjelaskan alam semesta dan dalam perkembangannya dituntut pula mengajarkan nilai-nilai kepada masyarakat. Perkembangan teori-teori dalam ilmu pengetahuan telah pula memunculkan para ahli yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan tidaklah terlepas dari sumber-sumber lain.

Satu hal yang patut diyakini adalah bahwa ilmu itu juga bagaikan sebuah pisau, tinggal tergantung dari sudut mana kita bisa meyakininya sebagai sesuatu yang berguna atau tidak. Kita tentu membutuhkan pisau untuk memudahkan pekerjaan kita mengupas bawang, mengiris roti, atau sekedar meraut pinsil; namun kita pun akan menjauhkan pisau tersebut dari jangkauan anak-anak karena bisa membuatnya terluka. Dengan segala kontroversinya, permainan dengan medium Kartu Tarot pun merupakan bagian dari sebuah ilmu pengetahuan yang terus berkembang sejalan dengan zaman.

Bentuk Payudara Cerminkan Kepribadian Seorang Wanita


Payudara adalah salah satu harta terbesar yang dimiliki oleh seorang wanita karena itu sedapat mungkin seorang wanita merawat dan melindunginya. Namun berdasarkan sebuah Survey, sifat, tipe dan kepribadian seorang wanita dapat dilihat berdasarkan bentuk Payudara yang dimilikinya. Ini bukan ramalan namun hanyalah sebuah Studi kasus berdasarkan bentuk payudara yang dimilikinya. Setidaknya ada 10 Bentuk payudara yang mewakili sifat wanita pada umumnya. Berikut 10 tipe wanita dilihat berdasarkan bentuk payudara-nya

1. PAYUDARA BESAR :
Wanita pemilik payudara besar adalah wanita yang nggak suka dikekang kebebasannya, sehingga dia mendukung kebebasan dan kemandirian. mudah bagi wanita ini untuk memulai hubungan dengan pria, karena dia suka menyambut semua orang dengan hangat, ramah dan terbuka. Anda akan terlibat dalam percakapan akrab meski baru mengenalnya. Selain itu, dia juga punya pemikiran luas, rendah hati, dan baik hati, sedangkan falsafah hidupnya adalah kehidupan ini pendek. Tapi dia nggak segan memaafkan orang lain yang pernah melakukan kesalahan padanya. Wanita ini bercita-cita menikah dengan pria yang menghormati kebebasan serta suka gaya hidup aktif. Pria idolanya adalah pria yang bertanggung jawab, dan bersedia berbagi masalah bersama.

2. PAYUDARA MONTOK :
Wanita berpayudara montok nggak pernah tahan dengan ikatan serius. Terkadang dia nggak peduli dengan perasaan orang lain, tapi sebaliknya, jika wanita ini sudah terikat dalam perkimpoian, dia jadi suka merawat keluarganya termasuk memenuhi kebutuhan materi keluarga dan jujur pada suaminya. Dari luar wanita ini tampak seperti orang baik dan bertanggung jawab, namun di dalam hatinya emosinya meledak-ledak walau hanya menghadapi masalah sepele. Pria berbadan macho dan penurut adalah dambaan wanita berdada montok ini.

3. PAYUDARA DATAR :
Pemilik dada datar ini sangat menghargai kebebasan dan percaya pada teori individual. Wanita ini kerap mengalami pertentangan dengan diri sendiri atau orang namun wanita ini dengan mudah mampu mencari penyelesaian dari masalah yang dihadapinya. Wanita ini berbakat dibidang seni, seperti dekorasi interior, kerajinan tangan, masak, dan memelihara binatang. Pria yang cocok dengan wanita ini adalah pria yang sabar dan tidak banyak bicara. Sebab wanita ini lebih suka sedikit bicara dan banyak bekerja, meski keras kepala wanIta ini penuh kehangatan, cinta, dan bisa dipercaya.

4. PAYUDARA NAIK KEATAS : 
Tipe wanita ini sangat mudah diatur, setia pada pasangannya, selalu waspada, dan menyukai orang yang bicaranya to the point. Wanita ini cenderung memilih pria yang sesuai kriterianya. Karena sekali dia jatuh cinta, maka dia akan setia pada pasangannya. bahkan dia tidak berkeberatan jika sang suami memintanya menjadi ibu rumah tangga dan merawat anak-anaknya di rumah. Pria ideal bagi wanita ini adalah pria yang punya rasa humor tinggi dan mempunyai kepribadian terbuka. Untuk memilih pasangan hidup, wanita ini tidak akan menilai dari harta, tapi latar belakang keluarga si lelaki.

5. PAYUDARA KERUCUT :
Kata gagal nggak pernah masuk kamus wanita berdada kerucut ini. Wanita ini hobi olahraga, baca buku untuk literatur dan seni, sehingga dia sangat bernafsu untuk mengadakan pertualangan demi menambah pengalamannya. Wanita ini cocok berteman dengan orang yang bisa memahami dirinya, karena dia memang mempunyai sifat alami egois dan bebas melakukan apa saja.

6. PAYUDARA AEROLAE LEBAR : 
Wanita yang mempunyai daerah aerolae lebar, cenderung bersifat maskulin alias tomboy. umumnya, sifat tomboy ini berangsur menghilang ketika wanta ini menginjak usia paruhbaya, dan dia rela berdandan feminim. Tapi wanita ini tidak menyukai tekanan atau kekangan dari orang lain. Sangat sulit baginya untuk menjadi rendah hati di hadapan orang lain, karena harga diri atau gengsinya yang tinggi. Dia suka membanding-bandingkan antara teman yang satu dengan yang lain. Pria yang cocok buat wanita ini adalah yang bisa dipercaya dan selalu berada di sisinya ketika susah dan senang.

7. PAYUDARA MELEBAR : 
Sifat wanita ini periang dan mandiri. Sayangnya, wanita ini suka membual dan membesar-besarkan masalah. Lebih gilanya lagi, wanita ini mudah sekali marah, tidak suka dikekang tapi cepat menolong orang lain yang butuh pertolongan. Bisa saja wanita ini jujur dan berterusterang ketika mereka berurusan dengan hal yang menguras emosi. Meski wanita ini biasanya tidak hidup dalam kemewahan, tapi dia termasuk wanita yang hemat. Karena dia merasa bosan jika harus berada di samping pasangannya setiap saat, makanya dia suka menunjukkan kemandiriannya. Pada saat yang sama dia bisa bermuka dua. Pria yang menjadi anak pertama tidak cocok dengan wanita ini. Anak pertama mempunyai sifat suka mengatur. karena pernikahan baginya bukanlah hal yang menyenangkan. Anehnya, ketika dia terikat pernikahan dia akan berubah.

8. PAYUDARA TURUN : 
Pemilik payudara ini sangat sensitif. Dia akan merasa dikhianati jika kekasihnya tidak menanggapi perhatian yang diberikannya melalui isyarat-isyarat tertentu. Selanjutnya dia akan menangis dan kehilangan kepercayaannya pada hubungan cintanya. Pola pikir wanita ini sangat polos dan tidak berpengalaman, karena itu kesadarannya akan seks muncul terlambat. Tapi jangan khawatir pengetahuan dan pengalaman seksnya akan mengalami kemajuan jika sudah menikah nanti. Dalam rumah tangga, wanita ini adalah pencerah suasana karena sifat alaminya yang baik hati, terutama dalam menyambut suaminya setelah bekerja. Pria yang menjadi pilihan wanita ini adalah pria yang pemberani dan teguh dalam pendirian.

9. PAYUDARA BENTUK BEL : 
Wanita pemilik payudara yang bentuknya mirip bel adalah orang yang suka berpikiran praktis dan jujur. Kelemahannya adalah pelupa dan nggak rajin bekerja. Dia berusaha dengan keras berbicara dan bertempur dengan perasaan sendiri jika ada sesuatu yang membuat mereka marah. Ini yang membuat orang berpikiran kalau dia adalah orang yang suka histeris hanya karena alasan sepele. Daya tariknya misterius, mampu menarik pria tapi mampu membahagiakan pria tersebut.

10. PAYUDARA KECIL :
Wanita ini tidak pernah bisa menolak permintaan orang lain. Sifatnya yang terbuka, mampu memahami orang lain, dan sabar, membuat wanita ini dikenal sebagai orang baik hati dan penolong. Mungkin kebaikan ini muncul karena dia suka mencampuri urusan orang lain. Wanita ini bercita-cita menjadi ibu rumah tangga yang bijak bagi anak-anaknya. Pasangan yang cocok bagi wanita ini adalah pria yang punya pekerjaan tetap. Karena wanita ini nggak tahan menghadapi stress berkepanjangan. Jika mengalami stress dia akan dengan mudah terkena penyakit.

sumber

 

This Template is Brought to you by : AllBlogTools.com R Rudi Notoningrat.com